Kamis, 26 April 2012

Budi daya Tanaman Cabe

 
Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan.  Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi  dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabai atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Pada bahasan berikut akan dibahas budidaya cabai merah di lahan kering dataran rendah.

Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker Cabai banyak mengandung vitamin A danvitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret – April).
Sosok tanaman cabai jawa (cabé, Long Pepper, Indonesian Long Pepper, Piper longum, Piper retrofractum), mirip dengan lada (Piper nigrum), kemukus (Piper cubeba), dan sirih (Piper betle), karena empat tanaman ini memang masih merupakan satu genus. Genus piper sendiri terdiri dari 1000 sampai dengan 2000 spesies tumbuhan, berupa semak, herbal maupun liana. Empat spesies piper tadi merupakan terna memanjat yang tumbuh di tanah, namun batangnya melekat pada batang tumbuhan lain dengan akar lekatnya.
Daun cabe jawa sama dengan daun sirih, berbentuk jantung dengan lebar 6 – 10 cm. dan panjang antara 9 – 13 cm. Permukaan daun cabe jawa sedikit berlekuk-lekuk, tidak licin seperti permukaan daun sirih. Tepi daun rata, warna hijau gelap. Sepintas, masyarakat sulit untuk membedakan tanaman lada, cabe jawa dan kemukus. Tiga tumbuhan penghasil rempah ini memang sulit dibedakan satu sama lain, namun ketiganya  mudah dibedakan dari sirih. Bahkan lada dengan kemukus benar-benar sulit dibedakan oleh mata awam, termasuk buahnya.
Cabai jawa baru mudah dibedakan dari kemukus dan lada, dari bentuk buahnya. Buah lada dan kemukus berupa butiran hijau berdiameter 0,5 cm, yang terkumpul dalam satu tangkai (malai, dompolan). Dompolan lada, lebih panjang dan lebih rapat ditempeli buah, dompolan kemukus pendek dengan buah lebih jarang. Buah cabai jawa, sebenarnya sama dengan lada dan kemukus, terdiri dari butiran-butiran yang menempel pada satu tangkai. Namun butiran buah cabai jawa menyatu hingga tampak hanya sebagai satu buah utuh, berdiameter 1 cm, dengan panjang 5 cm.
# # #
Sepintas buah cabai jawa mirip dengan es lilin mini, atau buah anthurium, dengan permukan berbintik-bintik, yang menandakan keberadaan buah/biji. Buah cabai jawa berwarna hijau dan akan berubah menjadi merah ketika sudah masak. Lada, kemukus, dan cabai jawa, berdaging buah sangat tipis tetapi manis. Burung pemakan buah menyenangi biji tanaman rempah ini. Setelah terfermentasi dalam perut burung, biji akan dikeluarkan utuh bersama fases, dan tumbuh di lokasi yang jauh dari induk mereka.
Cabai jawa biasa dipanen ketika berwarna hijau kekuningan, dan tidak menunggu sampai benar-benar merah. Setelah dipanen, buah dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Sebelum bangsa Eropa menemukan Benua Amerika, cabai jawa merupakan mata dagangan yang sangat penting. Peradaban Jepang, Cina, India, Timur Tengah dan Eropa, sangat tergantung dengan komoditas cabai jawa sebagai salah satu bahan rempah, bersama dengan cengkeh, pala, kayumanis, kapulaga, kemukus dan lada.
Bahkan lada hitam, yang merupakan biji Piper nigrum muda utuh dikeringkan, sering dianggap sama dengan cabai jawa. Masyarakat Eropa, ketika itu memang menganggap cabai jawa, dan lada hitam sebagai komoditas bumbu yang bisa saling menggantikan. Bahkan para ahli botani, ketika itu yakin bahwa cabai jawa, kemukus dan lada hitam berasal dari tumbuhan yang sama. Justru lada putih diperkirakan merupakan spesies tanaman tersendiri, yang beda dengan lada hitam, kemukus dan cabai jawa.
Setelah Cristopher Columbus (1451-1506), menemukan Benua Amerika, mulai dikenal tumbuhan dari benua baru itu. Jagung, kentang, singkong, ubi jalar, nanas, pepaya dan terutama cabai (Chlli papper, Capsicum Sp). Dengan dikenalnya cabai, maka popularitas cabai jawa langsung pudar. Sebab yang diharapkan dari cabai jawa, terutama hanya rasa pedasnya. Beda dengan lada, pala, cengkeh, kapulaga, dan kemukus, yang terutama diharapkan aromanya. Cabai Chilli Papper, bisa menghasilkan rasa pedas beberapa kali lipat dibanding cabai jawa.
# # #
Selain rasanya lebih pedas, cabai Chilli Papper, terlebih Hot Chilli Papper, juga lebih mudah dibudidayakan secara massal dibanding cabai jawa. Setelah dibawa ke Eropa dari Amerika Tengah dan Latin, cabai Chilli Papper yang kemudian lebih dikenal sebagai cabai rawit, cabai merah besar, cabai keriting, serta aneka cabai lainnya, segera menjadi komoditas penting dunia. Termasuk di Indonesia. Sekarang, masyarakat justru lebih mengenal cabai rawit dan cabai keriting, dan merasa asing dengan cabai jawa.
Meskipun pamor cabai jawa sudah pudar, namun komoditas ini tetap masih diperlukan oleh masyarakat. Di Afrika Utara, Timur Tengah, India dan Asia Tenggara, terutama Indonesia, cabai jawa tetap merupakan komoditas penting. Di Afrika Utara, Timur Tengah dan India, beberapa resep masakan, tetap masih menggunakan cabai jawa. Di Indonesia, cabai jawa tidak hanya digunakan sebagai bumbu masakan, melainkan juga bahan jamu. Itulah sebabnya di Jawa, cabai jawa juga sering disebut sebagai cabai jamu, untuk membedakannya dengan cabai bumbu dapur.
Di Jawa Tengah, istilahj cabé, jelas mengacu pada cabai jawa. Sebab cabai sebagai bumbu dapur disebut lombok. Salah satu resep masakan yang populer menggunakan cabai jawa adalah gulé jamu atau gecok kepala/kaki kambing. Gulé jamu atau gecok, adalah gulai kepala dan kaki kambing, yang bumbunya ditambah dengan cabai jawa. Bumbu gulai kambing (jawa) adalah bawang merah/putih, cabai merah/rawit, lada, pala, cengkeh, kapulaga, sereh, garam, dan santan kelapa. Khusus gulé jamu atau gecok, masih ditambah dengan cabai jawa.
Namun sekarang, penyerap terbesar komoditas cabai jawa adalah perusahaan jamu. Salah satu bahan jamu godog (rebus), adalah cabai jawa. Perusahaan-perusahaan jamu besar seperti Air Mancur, Jago, Sido Muncul,  juga memerlukan cabai jawa, meskipun dalam volume yang tidak sebesar temulawak, dan kunyit. Harga jabai jawa dan kemukus, biasanya di atas lada. Kalau harga lada putih/hitam berkisar sekitar Rp 20.000,- per kg. maka harga kemukus dan cabai jawa sekitar Rp 40.000,- per kg. di tingkat pedagang.
# # #
Karena kebutuhannya sangat kecil dibanding dengan lada, maka fluktuasi harga cabai jawa, juga kemukus, relatif tidak ada. Beda dengan lada yang ketika 1 US $ bernilai Rp 15.000,- harga lada putih mencapai Rp 100.000,- per kg, dari harga sebelumnya yang hanya Rp 8.000,- Ketika itu harga cabai jawa dan kemukus hanya mengalami kenaikan kurang dari 50% dari harga semula. Dengan stabilnya harga, cabai jawa merupakan alternatif komoditas yang layak dibudidayakan.
Cabai jawa, harus dibudidayakan dengan tiang atau pohon panjatan, seperti halnya sirih, lada dan kemukus. Di Jawa Tengah, umumnya masyarakat menanam cabai jawa dengan merambatkannya pada pohon tanaman peneduh. Misalnya lamtoro, gamal, dan dadap. Kadang-kadang, cabai jawa juga ditanam dengan merambatkannya pada pohon buah seperti mangga, rambutan, dan duku. Meskipun memerlukan peneduh, cabai jawa tidak menghendaki naungan yang terlalu rapat. Hingga ia lebih cocok dirambatkan pada tanaman lamtoro, yang tajuknya tidak sangat transparan.
Meskipun menghasilkan biji, cabai jawa tidak pernah dibudidayakan dengan benih generatif. Benih cabai jawa selalu berupa stek, rundukan, dan  pemisahan anakan. Sama dengan lada dan kemukus, benih stek paling banyak digunakan dalam budidaya cabai jawa. Ada dua macam bahan stek, yakni stek cabang (ruas) dan stek pucuk (tunas). Cabang yang digunakan sebagai bahan stek, harus berupa ruas produktif, yang tunasnya masih hidup. Ruas tua yang tunasnya sudah mati, tidak cocok digunakan sebagai bahan stek.
Biasanya, stek disemaikan terlebih dahulu dalam bak pasir yang terlindungi dari terik matahari. Setelah tunas dan akar mulai tumbuh, stek dipindahkan ke polybag atau kantong plastik kecil, serta ditaruh di lokasi yang terkena sinar matahari sekitar 30%. Setelah benih tumbuh menjadi anakan dengan daun dan akar cukup, baru dipindahkan ke lapangan. Meskipun cabai jawa mutlak memerlukan pohon sebagai panjatan, dia tidak akan tumbuh baik kalau ditanam di bawah tanaman yang lingkar batangnya sudah terlalu besar.
# # #
Cabai jawa memerlukan lahan dengan struktur tanah gembur yang kaya humus dan bahan organik. Elevasi tumbuhnya dari 0 m. dpl sd. 1000 m.dpl. dengan elevasi optimal antara 400 sd. 800 m. dpl. Curah hujan minimal 2000 mm. per tahun. Beda dengan lada yang feasible dibudidayakan secara monokultur, maka cabai jawa lebih cocok dibudidayakan bersama dengan kopi, kakao, dan kapulaga. Lamtoro, gamal, dan dadap sebagai peneduh tiga komoditas tadi, sekaligus digunakan sebagai panjatan cabai jawa.
Dengan pola penanaman seperti ini, petani bisa memperoleh nilai tambah dari kebun kopi, kakao dan kapulaga mereka. Pola penanaman seperti inilah yang selama ini dilakukan oleh para petani cabai jawa di Kabupaten Semarang, Kendal, Temanggung, Magelang dan Boyolali di Jawa Tengah. Bahkan mereka biasanya mengoptimalkan kebun dengan sekaligus membudidayakan kopi, kapulaga, kayumanis, kemukus dan cabai jawa sekaligus. Dengan pola penanaman yang padat seperti ini, cashflow mereka akan lebih baik.
Sebab kopi hanya bisa dipanen setahun sekali. Kayumanis hanya bisa dipanen kulitnya (batangnya ditebang) setelah di atas 10 tahun. Tetapi kapulaga, kemukus dan cabai jawa, bisa dipanen tiap hari, meskipun volumenya sangat kecil. Bagi masyarakat pedesaan, pendapatan tiap hari ini akan sangat menolong perekonomian mereka. Hingga paling tidak setiap dua hari sekali mereka akan pergi ke ladang memanen kapulaga, kemukus dan cabai jawa, untuk dibawa ke pasar keesokan harinya

Karakteristik Lokasi Budidaya cabai merah
  • Ketinggian tempat (0-700 m dpl)
  • Pengairan  budidaya cabai merah harus selalu diperhatikan, karena  air  merupakan  faktor  vital  bagi  tanaman cabai.
  • Jenis tanah bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
  • Kedalaman lapisan olah 30 – 40 cm.
  • Kemasaman   tanah   (pH)   ideal   6-7,   kurang   dari   angka   ini   perlu   dilakukan  pengapuran. Biasanya pada pH masam akan berkembang penyakit cendawan Rhizoctonia sp dan Phytium sp
  • Suhu yang paling ideal untuk  pertumbuhan budidaya cabai merah adalah 24-28 0C
JENIS PUPUK
  • Pupuk yang digunakan yaitu   Urea  240 kg/ha, SP-36   480 kg/ha,KCL    320 kg/ha B
  • Pupuk Meteor 
LAHAN
Lahan yang  digunakan dalam budidaya ini adalah lahan kering /tegalan
PERSEMAIAN /PERLAKUAN BIBIT
Persemaian bibit cabai merah dalam budidaya tanaman cabai dilakuakn dengan cara :
a.      Media semai dibuat dari tanah, pupuk kandang, pasir : (1:1:1)
b.      Diberikan Furadan 10 G, 2 gr/kg media semai ditambah 2 gr Daconil/ kg media semai.
c.       Media semai ditutup dengan plastik selama 1 minggu
d.      Biji direndam dengan air panas (50 oC) selama 1 jam
e.      Persemaian ditutup dengan kasa nilon (rumah kasa).
f.        Bibit disemai dalam polybag ukuran diameter 20 cm,  tinggi 10 cm
g.      Umur bibit di persemaian 25 hari.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan media tanah budidaya tanaman cabai dilakuakan dengan tanah dibajak 1-2 kali, digemburkan dan dibuat  bedengan

Jumat, 20 April 2012

motif pelajar INDONESIA belajar ke Jepang pada masa penjajahan

Motif Yang Mendorong  Pemuda-Pemuda Belajar ke Jepang
            Motif yang mendorong pemuda-pemuda belajar ke Jepang, ada satu faktor penting yang perlu diperhatikan, yang dalam hal daya berlakunya tidak akan terbatas kepada satu zaman saja. Faktor ini ialah kesadaran yang mendapatkan perumusan dalam sebuah piagam yang diciptakan oleh sekelompok pahlawan kemerdekaan (founding fathers) bangsa Indonesia berupa konsep “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
            Konsep ini mula-mula termuat dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945, dan kemudian diabadikan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar  RI 1945. Dalam cita-cita para tokoh pejuang kemerdekaan ternayata bukan hanya”kehidupan bangsa” yang menjadi sasaran, melainkan ada kualifikasi, atau bobot lain yang mengandung perspektif sosial ekonomi, yang hendak dicapai. Ini adalah “kecerdasan kehidupan bangsa”. Jadi tidaklah cukup bangsa itu sekedar “hidup”, melainkan bangsa itu harus “dicerdaskan”.
            Motif yang mendorong pemuda-pemuda belajar ke Jepang adalah pertama-tama dalam alam politik Jepang sudah dikenal dalam kurun waktu lima dasawarsa setelah membuka pintu kepada dunia barat berhasil menjadi negara industri dan dibidang poltik internasional menjadi “mogendheid” (Great Power). Sangat pouler dan seringkali dikutip cerita tentang kemenangan Jepang dalam perang Czarist Russia dan Jepang pada tahun 1904 sampai 1905. Dikalangan kaum pelajar Indonesia nampaknya disukai sekali referensi kepada kemenangan Jepang sebagai suatu bangsa Asia dalam perang tersebut.
            Walaupun bahasa Jepang tidak dikenal dan asing sama sekali oleh kaum pemuda Indonesia pada zaman kolonial Belanda, namun bagi kaum intelek Indonesiapada umumnya dikala itu Jepang dalam citra dan pustaka sama sekali tidaklah asing.
            Di kota-kota, terkenal orang-orang Jepang di toko-toko serba ada, karena keramah-tamahannya yang sangat hormat. Pada tahun 1934 murid-murid sekolah dasar di Bandung pernah diundang menonton secara gratis film Jepang yang memperlihatkan panorama pariwisata, Gunung Fuji, dan cara hidup dirumah Jepang dan suasana dalam restoran Jepang, diputar disebuah bioskop bernama “Oriental” disebelah Timur alun-alun Bandung.
            Pernah terdengar di Indonesia, bahwa biaya belajar di Jepang jauh lebih murah dibandingkan belajar ke negara Eropa. Pernah terdengar kabar dilingkungan cendikiawan Indonesia bahwa kehidupan di Jepang di zaman itu cukup dengan 50-80 Yen per bulan. Sedangkan gaji pegawai golongan rendah di Indonesia zaman kolonial 60 -80 gulden, dan golongan pegawai menengah menerima sekitar 200-350 gulden perbulan. Dan pegawai timggi menikmati gaji sekitar 600-1000 gulden perbulan.
            Tetapi menempuh studi dalam bahasa Jepang atau pergi meneruskan pendidikan ke Jepang pada zaman kolonial Belanda merupakan satu hal yang pada umumnya masih dianggap dikalangan pemuda-pemudi dikala tidak masuk akal. Ternyata dengan kehadiran suatu kesadaran politik dan idealisme kebangsaan yang ada dalam pikiran pemuda-pemudi yang menyebabkan seseorang pergi ke Jepang untuk belajar sesuatu guna meraih suatu kepandaian dan ilmu dari bangsa Asia sendiri dalam suasana pemerintahan kolonial Belanda
Pemuda-pemudi Indonesia yang dating pertama terdorong terutama oleh kesadaran politik, tetapi pemuda-pemuda yang datang kemudian yang datang kemudian tertarik oleh berbagai alasan lain yang ditulis dalam buku Persada Senior (1990: 42), yaitu:
1.      Saran teman-teman yang pernah belajar ke Jepang
2.      Karena keinginan orangtua sendiri
Segala jalan untuk mengejar ilmu di tanah air sudah menjadi buntu

Senin, 16 April 2012

TERNAK SAPI MEMBERI UNTUNG

Pusing setelah pensiun, mau menggeluti bisnis? Masih juga cari-cari peluang dan sulit cari alternatif bisnis yang pas. Tengoklah ke desa, ada banyak peluang yang ada di sana. Mau beternak sapi, kerbau, atau kambing, atau ayam. Banyak pilihan tinggal disesuikan dengan keinginan dan hasil yang diinginkan.
Risiko Rendah Hasil Tinggi
Biasanya, yang menghasilkan return margin tinggi adalah bisnis yang memiliki risiko yang tinggi. Tetapi beternak sapi, tergolong bisnis yang memiliki risiko rendah tetapi memiliki hasil dan prospek margin yang tinggi.
Penulis mencoba menghitung pola pemberdayaan masyarakat di Desa Mojodadi, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang sebagian besar masyarakatnya beternak sapi pedaging.
Di kawasan ini, usaha bidang peternakan rakyat, khususnya bisnis pemeliharan sapi tumbuh baik dan memberikan hasil yang sangat menggembirakan, dan dapat mensejahterakan masyarakatnya. Selain masyarakat telah terbiasa dan turun temurun memelihara ternak untuk kegiatan usaha, pembinaan dan pengawasan yang tepat, beternak sapi tetap memberikan prospek keuntungan yang tinggi
Bapak Sumali ini, misalnya. Ia adalah peternak sapi, dan juga bertani. Ia memiliki 4 ekor  sapi, dengan rata-rata laba hasil penjualan dari pemeliharaan selama 6 bulan mencapai Rp1 juta per ekornya.
Biasanya dalam kurun waktu 6 bulan para peternak membeli sapi bakalan, kemudian menjualnya kembali dalam waktu enam bulan mendatang.
Jumlah sapi yang diternakkan oleh masyarakat di desa ini tergantung kemampuan masing-masing petani. Tetapi ada sebagian masyarakat yang menginvestasikan uangnya untuk bermitra dengan peternak di desa ini dengan system pembagian keuntungan bagi hasil.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto, melalui Dinas membantu masyarakat dan peternak mengembangkan usahanya dengan berbagai kegiatan dan program, di antaranya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak, pemeriksaan kebuntingan gratis serta konsultasi lainnya.
Seperti terlihat dan terjadi beberapa waktu lalu, saat dilakukan pemeriksaan kebuntingan hewan ternak yang dilaksanakan di Mojodadi, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.
“Warga sangat antusias dan senang dengan kegiatan yang sangat mendukung usaha peternak ini,” ujar  Maji, warga setempat yang memiliki 4 ekor sapi ini.
Jika warga antusias berbisnis, dan pemerintah mau mendukungnya, niscaya kesejahteraan warga hanya tunggu waktu.  
Peternakan Kita :  Siapa Mau Berpihak
Beternak sapi sesungguhnya adalah bisnis yang sangat prospek di Indonesia. Harga daging sapi di Indonesia terus meningkat, dan tidak pernah turun harganya, tetapi sayangnya kesejahteraan peternak tidak kunjung tiba. Data lain yang disajikan ini pasti mengejutkan anda. Indonesia yang kaya akan rumput, ternyata hanya memiliki populasi sebanyak 10,4 juta sapi setiap tahun sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi untuk 230 juta lebih masyarakatnya. Setiap tahunnya Indonesia harus mengimpor daging dan sapi hidup atau setara 650.000 ekor sapi.
Jika saja pemerintah mau berpihak kepada petani dan peternak untuk mau mengembangkan usaha peternakan sapi sebagai entitas bisnis, sangat mungkin masyarakat pedesaan dapat meningkatkan penghasilannya.
(Oleh Isdiyanah & Budi Harto Spi.)

Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang merubah bahan gizi rendah (rumput) menjadi bahan gizi tinggi (daging). Merupakan sumberdaya bernilai ekonomi tinggi. Kebutuhan meningkat sejalan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi. Pemeliharaan saat ini beralih dari ekstensif ke intensif.

Sedikitnya ada 3 masalah pembangunan peternakan: penyediaan pakan, kualitas pakan dan sumber pakan. Pengembangan sapi potong dilakukan melalui 3 pendekatan yaitu: (1) Pendekatan teknis; dengan cara inseminasi buatan, perbaikan pakan, penanaman hijauan makanan ternak (HMT), teknologi pemanfaatan dan pengolahan limbah pertanian/perkebunan, penyebaran ternak, vaksinasi, peningkatan mutu genetis pejantan, kapasitas tampung lahan, pemberian pakan tambahan. (2) Pendekatan terpadu; peningkatan produksi melalui intensifikasi dan pembinaan masal tentang teknologi produksi, sosial dan ekonomi. (3) Pendekatan agribisnis; dilakukan secara produktif dan efisien menghasilkan produk peternakan yang memiliki nilai tambah dan daya saing tinggi.

Pemeliharaan Sapi Potong
Usaha pemeliharaan sapi saat ini bertujuan untuk penggemukan (fattening) dan pembibitan (reproduksi). Sistem pemeliharaan untuk tujuan penggemukan dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Penggemukan dry lot fattening, cara penggemukan dengan pemberian pakan penguat yang terdiri dari : biji-bijian, jagung serta hasil ikutan produk pertanian seperti katul, bungkil kelapa dan bungkil kacang. Pada pola ini ternak dikandangkan terus menerus
2. Penggemukan pasture fattening, cara penggemukan dengan cara melepas ternak di padang penggembalaan
3. Penggemukan campuran, merupakan perpaduan antara dry lot fattening dan pasture fattening. Selain digembalakan juga diberi pakan penguat (konsentrat).

Jenis Ternak Sapi Potong
Jenis sapi potong yang sudah dikenal di Indonesia antara lain : sapi tropis (sapi Madura, Bali, Ongole dan Brahman), sapi subtropis (Simental, Limousin, Shorthorn, Hereford, Charolais, Aberdeen Angus) dan sapi persilangan (Brahman Cross). Sapi potong memiliki ciri seperti tubuh berbentuk persegi empat/balok, kualitas daging maksimum, laju pertumbuhan cepat, cepat dewasa dan efesiensi pakan tinggi.

Pemilihan Bibit/Bakalan Sapi Potong
Keberhasilan budidaya sapi potong sangat tergantung pada pemilihan bibit dan pemeliharaan yang baik. Bakalan untuk penggemukkan umumnya jantan. Bibit harus sehat, tidak cacat, dada dalam dan lebar, tidak kurus, mempunyai perimbangan tubuh yang harmonis, untuk pejantan mempunyai testis yang normal dan berumur setidaknya 2 tahun (sudah siap bereproduksi) dengan bobot badan sekitar 250-300 kg (sapi PO).

Pemilihan Lokasi dan Konstruksi Kandang
Lokasi kandang harus strategis, dekat dengan lokasi pertanian dan perkebunan agar terjalin integrasi tanaman-ternak, cukup jauh (± 50 m) dari pemukiman, memiliki sumber air bersih dan dekat dengan jalan. Konstruksi kandang harus kuat, luasan memenuhi syarat, sirkulasi udara dan sinar matahari cukup, drainase limbah baik, mudah dibersihkan, lantai rata, tidak licin, tidak kasar, mudah kering, tahan injak, terdapat tempat pakan dan minum.
Ada 2 tipe kandang : (1) Kandang koloni; terdiri dari satu ruangan untuk memelihara ternak dalam jumlah banyak. Kandang seukuran 7 x 9 m dapat menampung 20 ekor sapi. (2) Kandang tunggal; terdiri dari satu ruangan, digunakan untuk memelihara satu ekor ternak. Kandang seukuran 2,25 x 1 m atau 3,75 m2/ekor

Pakan Ternak Sapi
Dalam usaha budidaya ternak, hewan ternak membutuhkan zat makanan yang mengandung protein dan energi. Pakan ternak ruminansia meliputi hijauan rumput-rumputan sebagai sumber energi dan hijauan leguminosa sebagai sumber protein serta dapat disertakan pakan tambahan konsentrat. Kebutuhan kebutuhan hijauan segar 10% dari bobot badan, sedangkan pakan konsentrat sebanyak 1–2 % dari bobot badan. Konsentrat merupakan pakan tambahan yang mempunyai kadar serat rendah dan kadar energi tinggi.
Hijauan rumput yang biasa dijadikan pakan ternak seperti rumput alam, rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput setaria (Setaria sphacelata), rumput benggala, rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Sedangkan jenis leguminosa seperti lamtoro (Leucaena leucocephala), kaliandra (Calliandra calothyrsus Meissn), gamal (Gliricidia sepium), turi (Sesbania grandiflora), albesia. Sisa hasil pertanian yang dapat dijadikan sumber hijauan pakan ternak seperti jerami padi, daun dan tongkol jagung, jerami kacang tanah. Jerami padi mempunyai kadar serat yang tinggi dan kadar energi rendah sehingga nilai cernanya rendah. Untuk itu diperlukan suatu perlakuan agar mudah dicerna yaitu dengan proses fermentasi.
Produktivitas ternak ruminansia dapat diperbaiki dengan memanfaatkan mikroorganisme / probiotik dalam pakan guna meningkatkan kualitas pakan dan memperbaiki kondisi rumen. Ada dua cara pengolahan hijauan pakan ternak yaitu melalui pengawetan dan melalui teknologi pengkayaan nutrisi (khusus untuk limbah hasil pertanian/perkebunan).

Pengolahan Limbah Ternak
Di samping menghasilkan produk utama berupa daging, usaha peternakan juga menghasilkan produk sampingan berupa limbah kotoran ternak (feses). Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran 10-15 kg. Pada peternakan skala kecil mungkin hal ini tidak begitu berpengaruh karena jumlahnya yang sedikit. Akan tetapi pada usaha peternakan skala besar limbah dapat menimbulkan masalah bagi pelestarian lingkungan bila tidak ditangani dengan benar. Karena itu, perlu dilakukan pengolahan limbah secara tepat dan ramah lingkungan.
Selama ini, limbah ternak dapat diolah untuk dijadikan kompos dan sebagai bahan baku penghasil biogas. Dengan adanya pengolahan limbah ternak ini selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat memberikan nilai tambah bagi peternak karena mempunyai nilai ekonomis. Pembuatan kompos dapat mendukung kegiatan pertanian untuk mengembalikan kesuburan lahan. Adapun pembuatan biogas dapat dijadikan alternatif pengganti sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar fosil. Selain menghasilkan gas metan, biogas juga menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.

Penanganan Penyakit
Beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang pada sapi, yaitu :
a. Foot Root (kuku busuk). Disebabkan oleh infeksi bakteri / kuman Fusobacterium necrophorus dan Fusiformis nodosus pada daerah kuku. Pengobatan dilakukan dengan cara membersihkan jaringan mati/busuk di kuku, kuku dipotong sampai bagian sehat terlihat, kemudian direndam dalam cairan desinfektan seperti formalin 10%, dan diperban
b. Septichaemia Epizooticae (SE / ngorok). Penyakit ini menular akibat bakteri Pasteurella multocida. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi dan pengobatan dapat digunakan antibiotik streptomisin, teramisin atau aeromisin.
c. Malighnant Catarrhal Fever (MCF/ingus jahat). Disebabkan oleh virus herpes dan merupakan suatu penyakit infeksi. Pengobatan belum ada, untuk mencegah infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik berspektrum luas, tidak menempatkan kandang ternak sapi dekat dengan kandang domba.
d. Anthrax (radang limpa / cenang hideung). Bersifat menular dan merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Pencegahan dilakukan di daerah yang pernah terjadi penyakit dengan vaksinasi. Sedangkan pengobatan yang efektif yaitu dengan memberikan antiserum homolog dan dapat juga dikombinasikan dengan antibiotik penisilin atau streptomisin.
e. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Merupakan penyakit sangat menular pada hewan berkuku genap yang disebabkan oleh virus. Pengendalian dapat dilakukan dengan vaksinasi hewan-hewan rentan dan pengobatan dengan antibiotik dapat diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder. (fn/mh/lb) www.suaramedia.com

Minggu, 15 April 2012

Pengembangan Pantai Puta Deli Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.

 Pengembangan
Pantai Putra Deli Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.
 
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki banyak daerah tujuan wisata alam dan berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu objek wisata alam yang ada di kabupaten ini adalah Pantai Putra Deli. Objek wisata Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu memiliki air yang lebih jernih dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Dikelilingi oleh hutan mangrove membuat kawasan ini menjadi sejuk dan asri. Apalagi didukung dengan adanya pembangunan bandara di Kwala Namu, memungkinkan objek wisata ini berpotensi menjadi objek wisata pilihan bagi wisatawan yang berada di lingkungan sekitarnya. Tetapi sangat disayangkan karena belum ada pengelolaan yangserius dari pihak pengelola maupun pemerintah sehingga keberadaannya jarang diketahuioleh wisatawan lokal padahal pantai tersebut memiliki potensi wisata yang bisadikembangkan. Karena beberapa hal di atas, maka penulis memilih judul “PengembanganPantai Puta Deli Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Deli Serdang”.
Sesuai dengan perbedaan geografis, topografis dan ketinggian dari permukaan laut maka iklim Kabupaten Deli Serdang juga bervariasi yaitu iklim sub tropis dan iklim peralihan antara sub tropis dan tropis. Ketinggian 0 – 500 meter dari permukaan laut, Kabupaten Deli Serdang beriklim peralihan antara sub tropis dan tropis, sedangkan ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut beriklim sub tropis.
Penduduk Kabupaten Deli Serdang terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Minangkabau dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
Jumlah Penduduk yang bermukim di daerah ini sampai dengan tahun 2007 diperkirakan sebanyak 1.686.366 Jiwa dengan kepadatan rata-rata 675 jiwa/km2 dengan penduduk terpadat di Kecamatan Deli Tua yaitu 6.057 jiwa/km2 dan penduduk terendah/ jarang di Kecamatan Gunung Meriah 33 jiwa/km2. 
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal pelaksanaan pembangunan dan potensi bagi peningkatan pembangunan di segala bidang. Namun jumlah penduduk yang besar apabila tidak diupayakan pengembangan kualitasnya dapat merupakan beban bagi pembangunan dan justru dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Dampak pembangunan terhadap dinamika kependudukan antara lain dapat dilihat dari aspek kuantitas dan kualitas penduduk yang diindikasikan dari pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, angka ketergantungan umur, median umur, rata-rata anak lahir hidup/rata-rata masih hidup dan angka migrasi, umur perkawinan pertama, pendidikan, dan ketenagakerjaan.
Kondisi sosial budaya yang multicultural dan diwarnai dengan corak heterogenitas masyarakat Kabupaten Deli Serdang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya masing-masing dan juga dapat menghargai budaya dari suku bangsa lain, sehingga kehidupan sosial masyarakat di Kabupaten Deli Serdang cukup harmonis. Hal tersebut dapat terlihat dari kehidupan dan pergaulan masyarakat sehari-hari yang senantiasa mengutamakan kepentingan bersama, seperti masih terpeliharanya budaya gotong royong dalam kehidupan masyarakat, yang tentunya sangat mendukung terciptanya suasana kondusif, aman dan sejahtera.
 
Profil Pantai Putra Deli
Pantai Putra Deli adalah salah satu pantai yang terletak di daerah dataran pantai Sumatera Timur Selat Malaka. Pantai Putra Deli dulunya adalah rawa-rawa dan dikelilingi oleh hutan mangrove. Berawal dari kebiasaan penduduk yang berprofesi sebagai nelayan, maka tak jarang mereka bermalam di pantai. Lama kelamaan banyak orang yang mengunjungi kawasan ini dan perlahan mereka menetap di daerah pantai. Dikarenakan pantai memiliki pasir yang putih, maka lahan ini pun berpotensi untuk dijadikan objek wisata. Pada tahun 2006 pantai tersebut kemudian dikelola oleh masyarakat setempat menjadi objek wisata alam yang sangat asri dan indah yang dapat menghipnotis setiap pengunjung yang mengunjunginya. Namanya sendiri diambil dari nama sebuah rombongan nelayan yang umumnya adalah kaum pria dan merupakan putra daerah kawasan tanah deli sehingga pantai ini dinamakan Putra Deli.
Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
 Potensinya Menjadi Daya Tarik Wisata

Objek Wisata Pantai Putra Deli terletak di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Objek Wisata Pantai Putra Deli adalah merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki pasir putih dan dikelilingi oleh hutan mangrove sehingga keberadaannya dianggap mampu menarik perhatian dari wisatawan lokal bahkan mancanegara. Jarak antara objek wisata Pantai Putra Deli dengan akases jalan lintas Sumatera Utara ini lebih kurang 20 km, yang dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Pantai Putra Deli yang letaknya tidak jauh dari Bandara Kuala Namu ini memiliki air yang cukup bersih sehingga keberadaannya diharapkan mampu menarik hati para wisatawan.

 Sosialisasi Masyarakat Setempat
Masyarakat Desa Denai Kuala daerah objek wisata Pantai Putra Deli mayoritas bersuku Melayu sebanyak 80% dan lain-lain 20%. Masyarakat setempat masih mengutamakan sistem sosial atau bergotong royong dalam mengerjakan kepentingan umum misalnya memeperbaiki jalan yang rusak, membuat parit / selokan di tepi-tepi jalan dan menjaga keamaan dimalam hari guna menciptakan keadaan yang aman, tentram dan terkendali. Penduduk sekitar objek wisata Pantai Putra Deli juga memiliki sifat yang hangat dan bersahabat yang masih mengutamakan sopan santun dan juga masih memegang teguh norma-norma adat dan agama.

Prasarana yang Tersedia
Sarana maupun prasarana kepariwisataan adalah merupakan hal yang perlu dipersiapkan dan sangat mendukung, apabila hendak mengembangkan suatu objek wisata. dalam rangka mengembangkan, menunjang dan meningkatkan daya saing terhadap objek wisata itu sendiri. Pengertian sarana kepariwisataan itu sendiri ( main tourism suprastructure) adalah semua kegiatan usaha pariwisata yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mulai berangkat dari tempat tinggalnya menuju Daerah Tujuan Wisata (DTW) hingga kembali lagi ke tempat asalnya.
Sedangkan pengertian prasarana (supplementing tourism suprastructure) adalah semua kegiatan pariwisata yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi. Fungsinya tidak hanya untuk melengkapi sarana pokok kepariwisataan tetapi yang terpenting adalah agar wisatawan lebih betah dan lama tinggal di suatu tempat atau di daerah yang dikunjunginya.
Sarana yang tersedia di daerah objek wisata alam Pantai Putra Deli:
• Tempat parkiran roda dua dan roda empat
• Pondok-pondok tempat berkumpul bersama keluarga dan teman
• Warung-warung tempat berjualan makanan dan minuman
Prasarana yang tersedia:
• Akses jalan raya menuju daerah objek wisata
• Telekomunikasi
• Dan prasarana air bersih

Mempromosikan Pantai Putra Deli
Dengan melihat potensi yang dimiliki objek wisata Pantai Putra Deli tentu langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah setempat maupun masyarakat setempat harus lebih meningkatkan promosi dan membuat penekanan atas promosi wisata, supaya wisatawan asing juga tahu dengan potensi yang ada di kawasan objek wisata Pantai Putra Deli dan ada keinginan untuk mengunjunginya.
Dengan adanya promosi, sudah tentu yang ingin dijadikan objek wisata ataupun yang ingin diperkenalkan hendaknya harus mengikuti langkah-langkah antara lain:
1. Membuat suatu paket perjalanan wisata dan memasukkan objek wisata Pantai Putra Deli dalam suatu paket perjalanan (Itinerary)
2. Melakukan seminar-seminar mengenai objek wisata Pantai Putra Deli
3. Melakukan kerja sama antara (BPW) Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata (APW) dengan memasukkannya ke dalam jadwal perjalanan
4. Membuat iklan-iklan poster tentang menggalakkan objek wisata pantai Putra Deli
Dengan langkah-langkah diatas, diharapkan promosi mengenai peningkatan objek wisata Pantai Putra Deli dapat diwujudkan dengan segera, dan dapat menjadi objek wisata unggulan, serta banyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang datang untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Rabu, 11 April 2012

KARO DAN POTENSI WISATANYA


Pariwisata Kab. Karo
Air Panas Lau Debuk-debuk

Obyek wisata ini merupakan pemandian air panas yang mata airnya bersumber dari perut bumi, mengandung unsur belerang, dapat mengobati penyakit gatal–gatal dan biasa dibuat sebagai pengganti mandi sauna. Pada waktu–waktu tertentu ada kegiatan ritual seperti : Erpangir Ku Lau (mandi ritual) yang bertujuan membersihkan diri dari roh – roh jahat dan niat – niat yang tidak baik. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 10 Km dan dapat menggunakan bus ukuran besar.
 
Air Panas Semangat Gunung
E-mailPrint
Obyek wisata ini sebagai tempat pemandian air panas alam yang telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam–kolam renang yang suhunya berbeda–beda sesuai dengan keinginan para wisatawan. Mata air ini bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal–gatal. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 13 Km dan dapat menggunakan bus ukuran kecil atau besar.

Air Terjun Sikulikap E-mailPrint PDF
Air Terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 30 m dan jarak dari monumen Berastagi ke obyek wisata ini lebih kurang 11 Km. Dikelilingi hutan tropis tempat Gibon bergantungan yang kadangkala berteriak bersahut-sahutan dan di sekitar lokasi ini terdapat bajing, burung gagak, phyton dan kupu-kupu berwarna-warni. Disepanjang jalan objek wisata ini dapat dinikmati jagung bakar dan rebus. Untuk sampai ketempat ini dapat menggunakan bus besar atau kecil menuju Medan atau Berastagi dan menuruni tangga dari jalan pada perbatasan Karo-Deli Serdang.

 
Air Terjun Sipiso-piso
E-mailPrintPDF
Air terjun ini mempunyai ketinggian jatuh 120 m dan dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, bukit-bukit, bentangan Pulau Samosir berwarna biru, pematang sawah dan ladang. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 35 Km dan dapat menggunakan bus ukuran kecil dan besar.
Objek wisata ini berada di Kecamatan Merek, berada cukup dekat dengan objek wisata lainnya (seperti Tongging dan Danau Toba), sehingga berpotensi dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata (khususnya wisata alam).
Peluang Usaha:
Pembangunan hotel dan restoran, pembangunan rest area dan agrotourism, pembangunan sarana rekreasi cable car.

Arung Jeram

Arung jeram seharian dapat dilakukan di sungai “Lau Biang“. Perjalanan dimulai dari desa Bintang Meriah dan dalam waktu 8 jam tiba di desa Limang. Sungai mengalir melalui kebun-kebun penduduk dan bukan hutan rimba yang belum pernah di jamah. Seorang pelancong sering mengkombinasikan antara arung jeram dengan bersafari jeep akan berakhir di Barohok dekat Bukit Lawang selama 3 hari dan kembali. Perjalanan ini melalui bagian dari Taman Nasional Gunung Lauser.

Bukit Gundaling

Bukit ini ditumbuhi oleh pohon kayu dan bunga-bungaan yang sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda yang merupakan tempat rekreasi bagi remaja, keluarga, para Wisatawan Mancanegara dan Nusantara. Dari Berastagi ke Bukit Gundaling berjarak 2 Km dan untuk sampai kesana seseorang dapat menggunakan bus ukuran kecil dan besar.
Objek wisata ini berada di Kecamatan Berastagi dan Merdeka, area ini dapat dikembangkan menjadi persinggahan pertama wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karo, karena dari bukit ini kita dapat melihat panorama Kota Berastagi secara keseluruhan, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung.
Peluang Usaha:
Pembangunan restoran/kafe, kantor agen wisata, pengembangan atraksi budaya dan wisata, serta penataan rest area.
Potensi Pengembangan:
- Center Point ke Objek Wisata lainnya
- Pelaksanaan Atraksi Budaya
- Peningkatan Atraksi Wisata
- Pembangunan Restaurant/Kafe
- Penataan Home Stay

Danau Lau Kawar

Danau ini memiliki luas lebih kurang 200 Ha diapit oleh alam pegunungan yang ditumbuhi kayu–kayuan hutan tropis dan dipinggir danau terbentang lahan seluas 3 Ha sebagai lokasi tempat berkemah. Bagi wisatawan yang berjiwa petualangan, dari obyek ini dapat melakukan kegiatan panjat tebing dan sekaligus pendakian ke puncak Gunung Sinabung melewati hutan belantara. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 27 Km dan dapat menggunakan kenderaan roda empat melewati beberapa desa dan lahan pertanian (Agro Wisata).

Danau Toba

Danau ini merupakan suatu keajaiban karena berlokasi di atas dataran tinggi lebih kurang 800 m dari permukaan laut yang merupakan asset nasional menduduki rangking ke 2 (dua) sebagai danau terbesar di dunia dan memiliki keindahan alam yang sulit mencari tandinganya. Danau tersebut dikelilingi oleh bukit yang ditumbuhi hutan pinus dan air berwarna biru. Dari Desa Tongging dapat dilakukan perjalanan danau ke Parapat. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 Km dan dapat menggunakan kendaraan ukuran kecil dan besar.

Desa Budaya Lingga

Di desa ini terdapat bangunan rumah Tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan nama Rumah Siwaluh Jabu dihuni oleh 8 kepala keluarga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tenteram. Bahan bangunan rumah tradisionil ini dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan tenaga arsitektur masa lalu. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 15 Km yang dapat menggunakan kenderaan umum dan juga kendaraan (bus) wisata.


Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing–masing 500 m², 400 m² dan 300 m², serta ruang ukuran kecil lainya. Di dalam gua terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah dan diatas dinding gua terdapat sarang burung layang–layang dan kalong. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini 40 Km, sampai ke Desa Lau Buluh dapat menggunakan kenderaan roda empat dan selanjutnya berjalan kaki lebih kurang 30 menit.

Gunung Sibayak

Gunung Berapi Sibayak dalam keadaaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 m dari permukaan laut. Pendakiannya melewati hutan belantara tropis dan tebing yang penuh tantangan serta di puncak gunung terdapat hamparan dataran tempat berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang masih aktif mengeluarkan magma dan pemandangan yang indah dan menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian dari Desa Jaranguda 1,5 Km dari Desa Raja Berneh 15 Km. Lama pendakian diperkirakan lebih kurang 2 sampai dengan 3 jam.

Gunung Sinabung

Gunungapi Sinabung adalah gunungapi strato berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 2460 m dpl. Lokasi Gunungapi Sinabung secara administratif masuk ke dalam Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis terletak pada posisi 3o10’ Lintang Utara dan 98o23,5’ Bujur Timur.
Pendakian melewati belantara tropis dan tebing yang penuh dengan tantangan, dan puncak gunung terdapat hamparan untuk berkemah. Dari puncak gunung terlihat kawah yang mengeluarkan magma serta pemandangan indah yang menawan. Jarak dari Kota Berastagi ke tempat awal pendakian Gunung Sinabung dari desa Sigarang-garang, Lau Kawar, Mardinding memakan waktu lebih kurang 4 jam.

Gunung Sipiso-piso

Daerah wisata gunung Sipiso-piso dapat dipergunakan untuk olahraga air, lokasi untuk terjun payung, dimana lokasi start dimulai dari puncak gunung Sipiso-piso dan lokasi untuk mendarat berada pada pinggir Danau Toba – Tongging. Lokasi ini sudah lama dikenal sebagai lokasi olahraga air– paralayang. Lokasi ini berada 34 Km dari Berastagi. Pemandangan di lokasi ini sungguh menarik.

Kota Berastagi
Di sekeliling kota Berastagi dapat dilihat banyak daerah objek wisata yang memiliki daya tarik yang sangat kuat seperti Bukit gundaling, Kolam Renang, Kebun Bunga, Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Deleng Kutu, Rumah Tradisional dan melakukan aktivitas para wisatawan seperti menunggang kuda, naik sado, bermain golf dan menyaksikan kegiatan kebudayaan yang diselenggarakan setiap hari Minggu.

Sumber : http://karokab.go.id/i/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=36&Itemid=55&lang=en