Kamis, 10 Mei 2012

POTENSI PUSUK BUHIT sebagai potensi wisata dunia









Kekayaan dan keanekaragaman budaya dan alam yang di miliki Indonesia memang selalu menarik untuk di bicarakan.Indonesia di kenal memiliki keadaan alam yang cukup strategis sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan asia bahkan dunia, dan yang menjadi salah satu sektor yang mendukung untuk pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata di Indonesia menjadi penyumbang devisa terbesar ke dua setelah sektor migas.
Sumatera Utara termasuk salah satu daerah tujuan wisata dalam Visit Indonesian Year 2008. Dan yang menjadi salah satu andalan objek wisata di Sumatera Utara adalah Pulau Samosir. Selain keadaan alam yang menarik Pulau Samosir juga memiliki nilai historis tersendiri dan menjadi daya tarik bagi sebagian orang yang ingin mengetahui asal-usul suku Batak.Tentunya kita sebagai orang yang beradat juga ingin mengetahui asal-usul adat- istiadat kita sendiri.Sistem kekerabatan masyarakat dan situs peninggalan budaya yang ada di samosir juga semakin menguatkan bahwasannya pulau samosir juga pernah menjadi salah satu pusat kebudayaan di Indonesia dan Sumatera Utara khususnya. Dan yang di yakini menurut cerita rakyat bahwasannya asal mula orang batak yang pertama yang di turunkan oleh debata mulajadi na bolon (sang pencipta ) berada di puncak pusuk buhit dan membentuk suatu perkampungan di kaki pusuk buhit tersebut yang bernama si anjur mula – mula yang masih termasuk dalam kawasan pulau samosir. Dari tempat inilah tersebar turunan suku batak ke seluruh penjuru tanah batak. Sangat di sayangkan sekali bila kita sebagai generasi penerus kurang peduli terhadap salah satu situs yang menjadi asal mula salah satu identitas bangsa kita.
Bila kita cermati lebih teliti situs budaya tersebut memiliki nilai jual dan peran penting dalam pembangunan daerah tersebut.Pusuk buhit memiliki potensi wisata yang sangat tinggi berupa kombinasi antara panorama alam yang indah dan nilai historis yang menjadikan pusuk buhit sebagai tempat yang sakral bagi masyarakat sekitar. Juga bagi para pencinta wisata minat khusus seperti hiking juga dapat merasakan tantangan medan yang di tawarkan oleh jalur pusuk buhit tersebut

Pusuk Buhit adalah salah satu gunung terpenting di tanah batak. Ada beberapa gunung yang dianggap penting dan sakral bagi orang batak yaitu : Gunung sinabung , gunung sibayak, gunung pusuk buhit, gunung sorik marapi dan gunung sibuaten.kelima gunung ini memiliki alasan tersendiri mengapa dianggap penting bagi suku batak.
Menurut kisahnya konon Siboru Deak Parujar turun dari langit. Dia terpaksa meninggalkan kahyangan karena tidak suka dijodohkan dengan Siraja Odap-odap. Padahal mereka berdua sama-sama keturunan dewa. Dengan alat tenun dan benangnya, Siboru Deak Parujar yakin menemukan suatu tempat persembunyian di benua bawah. Alhasil, dia tetap terpaksa minta bantuan melalui burung-suruhan Sileang-leang Mandi agar Debata Mulajadi Nabolon berkenan mengirimkan sekepul tanah untuk ditekuk dan dijadikan tempatnya berpijak. Namun sampai beberapa kali kepul tanah itu ditekuk-tekuk, tempat pijakan itu selalu diganggu oleh Naga Padoha Niaji. Raksasa ini sama jelek dan tertariknya dengan Siraja Odap-odap melihat kecantikan Siboru Deak Parujar. Akhirnya Siboru Deak Parujar mengambil siasat dengan makan sirih. Warna sirih Siboru Deak Parujar kemudian semakin menawan Naga Padoha Niaji. Dia mau tangannya diikat asal yang membuat merah bibir itu dapat dibagi kepadanya. Namun setelah kedua tangan berkenan diikat dengan tali pandan, Siboru Deak
Parujar tidak memberikan sirih itu sama sekali dan membiarkan Naga Padoha Niaji meronta-ronta sampai lelah.
Bumi yang diciptakan oleh Siboru Deak Parujar terkadang harus diguncang gempa. Gempa itulah hasil perilaku Naga Padoha Niaji. Namun ketika guncangan itu mereda Siboru Deak Parujar mulai merasa kesepian dan mencari teman untuk bercengkerama. Tanpa diduga dan mengejutkan, diapun bertemu dengan Siraja Odap-Odap dan sepakat menjadi suami-istri yang melahirkan pasangan manusia pertama di bumi dengan nama Raja Ihat dan Itam Manisia. Pasangan manusia pertama inilah yang menurunkan Siraja Batak sebagai generasi keenam dan menjadi leluhur genealogis orang Batak.
Umumnya orang Batak percaya kalau Siraja Batak diturunkan langsung di Pusuk Buhit, sebuah bekas gunung vulkanis dekat Pangururan (ibukota Kabupaten Samosir). Siraja Batak kemudian membangun perkampungan di salah satu lembah gunung tersebut dengan nama Sianjur Mula-mula
Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama. Letak perkampungan itu berada di garis lingkar Pusuk Buhit,. di lembah Sagala dan Limbong Mulana. Ada dua arah jalan daratan menuju Pusuk Buhit. Satu dari arah Tomok (bagian Timur) dan satu lagi dari dataran tinggi Tele.Inilah nilai historis dan budaya yang nantinya dapat di kembangkan menjadi sebuah asset berupa way of life ( cara hidup ) suku batak berdasarkan legenda ( cerita rakyat ) diatas untuk menarik minat orang yang ingin mengetahui lebih jauh budaya suku batak dan pusuk buhit sebagai salah satu awal dari kebudayaan tersebut.
 Masyarakat kabupaten samosir yang mayoritas bersuku batak toba memang dikenal sebagai masyarakat yang keras dan giat bekerja keras.Rasa penerimaan hospitality yang di miliki oleh masyarakat kitya pada umumnya masih rendah . Begitu juga dengan masyarakat kabupaten samosir.Di satu sisi nilai budaya dan adat-istiadat juga mempengaruhi pertumbuhan sektor pariwisata di kabupaten ini. Begitu juga percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah ini, kita ketahui bersama kabupaten samosir adalah salah satu kabupaten yang baru dibentuk dari hasil pemekaran wilayah di daerah tersebut. Jadi mungkin sektor pariwisata belum mendapat tempat yang pertama dalam rencana pengembangan di daerah tersebut.Dan pembangunan sarana dan prasarana penunjang objek wisata di daerah tersebut juga agak mengalami hambatan dari kalangan enveronmentalis dan adat –istiadat. Dikaki pusuk buhit via hotspring sebenarnya sudah di mulai rencana pembangunan proyek 1000 (seribu tangga) untuk menuju ke puncak pusuk buhit, namun pembangunan ini nampaknya mengalmai sedikit hambatan sehingga rencana pembangunan tersebut nampaknya terhenti dengan tingkat kesiapan yang masih sekitar 10%. Begitu juga dengan fasilitas pendukung yang telah di bangun oleh pemda setempat, nampaknya kurang mendapat perhatian yang serius dari pemda setempat maupun masyarakat. Seperti yang ada di kaki pusuk buhit tepatnya di situs budaya batu hobon yang juga menjadi pintu gerbang bagi wisatawan yang ingin menuju ke puncak pusuk buhit atau mengunjungi desa wisata sianjur mula-mula.
Banyak kita lihat fasilitas disekitar lokasi itu nampak kurang terawat dan terkesan kotor.Wc umum yang sengaja di bangun oleh pemda setempat sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya airnya sudah tidak ada lagi coretan di dinding juga menambah kesan yang semakin semrawut.hal ini mungkin di sebabkan oleh kurangnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berwisata (tourist maindetnest). Masyarakat disana masih menganggap bahwa semua faslitas yang di bangun oleh pemda setempat di sediakan untuk kepentingan umum dan bebas untuk digunakan sesuka hati.
Penanaman nilai-nilai sadar wisata dan rasa penerimaan memang nampaknya perlu ditingkatkan dalam pengembangan objek wisata di kabupaten samosir. Karena hal ini menjadi suatu yang urgent apabila tidak diperhatikan dengan serius oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan pariwisata di daerah tersebut.Karena memang kabupaten samosir memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pariwisata.Hal ini dapat kita lihat dari letak dan faktor alam yang memang mendukung untuk dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata andalan di Sumatera Utara.Terletak di tengah danau toba dan memiliki situs-situs budaya yang menjadi awal budaya pada kebudayaan pada masyarakat batak agaknya menjadi modal yang sangat baik bagi kabupaten samosir untuk Concern dalam mengembangkan pariwisata sebagai asset pendapatan daerah.
 Gunung dengan ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut yang terdapat di kabupaten samosir ini memang memiliki nilai budaya dan historis yang sangat menarik bagi suku batak. Namun dalam perkembangannya bukannya hanya suku batak saja yang merasa harus mengetahui dan bertanggung jawab atas nilai-nilai budaya dan historis yang telah ada di sana. Dewasa ini banyak kalangan peneliti juga budayawan yang memang sebagian besar bukan termasuk kedalam suku batak yang mestinya lebih memahami justru lebih tertarik untuk mengetahuinya lebih dalam.dari mulai asal-usul suku batak, cara hidup, kebudayaan,dan sistem kemasyarakatannya juga tak luput dari incaran kaum peneliti dan budayawan tersebut.
Hal ini tentu menjadi fenomena tersendiri mengingat pusuk buhit selain sebagai salah satu gunung yang sakral bagi masyarakat batak, situs-situs kebudayaan yang ada di sekitar kaki pusuk buhit juga menambah kelengkapannya sebagai pusat kebudayaan bagi suku batak di indonesia.Beberapa situs kebudayaan yang masih dapat dijumpai oleh para pengunjung di sekitar gunung pusuk buhit ialah: Batu Hobon, Perkampungan Sianjur Mula-Mula, Mual Parsuangan Sitanggang, Ai Sipitundai Dan Batu Sawan. Yang mana setiap situs memiliki cerita dan nilai-nilai budaya tersendiri.Jadi, potensi kabupaten samosir bila kita lihat dari situs-situs budaya dan objek wisata yang ada di sana memang sudah sepantasnyalah kabupaten ini menjadi pusat pariwisata budaya di Sumatera Utara.
Namun mengapa hal ini belum bisa terwujud? Pertanyaan ini lah yang seharusnya kita jawab bersama-sama dalam hati dan kita lakukan dengan sepenuh hati untuk mewujudkan hal tersebut menjadi sebuah kenyataan. Telah disadari bahwa praktik-praktik pariwisata, yang melihat kebudayaan (juga alam), terutama sebagai sumber komoditi, ternyata membawa dampak yang tidak selalu positif. Dampak positif yang biasanya langsung dan segera dapat dirasakan adalah dalam segi keuntungan ekonomi, tetapi sesungguhnya keuntungan tersebut hanya merupakan keuntungan jangka pendek. Yang dirasakan kemudian adalah dampak buruknya, yaitu terhadap ekspresi dan eksistensi budaya yang dijadikan sumber komoditi itu.
Jadi, tak dapat di pungkuri lagi peran masyarakat setempat sebagai objek dalam mengembangkan pariwisata budaya memeng sangat di butuhka sekali.Apabila masyarakat sudah meras terlibat dan dilibatkan dalam hal ini tentunya mereka akan lebih merasa memiliki dan lebih bertanggung jawab. Dan keuntungan yang bisa di rasakan oleh masyarakat sekitar adalah perbaikan pendapatan ekonomi mereka.kalau hal ini sudah terwujud tentunya pemerintah sudah tidak direpotkan lagi oleh perbaikan dan pengaturan sistem yang harus di bangun di setiap daerah untuk memajukan pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar